Antara Kopi dan Cangkir


... ..."life is the coffee, and the jobs, money and position in society are the cups.
They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life.
Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided.
So, don't let the cups drive you, enjoy the coffee instead"... ... ...

Sebuah kutipan dari (refrinal.blogspot.com) membuat saya sedikit tertegun, perlahan mengartikan makna dari kalimat tersebut. Membuat saya bercermin dan berpikir... ... atas hal hal yang selama ini saya lakukan untuk mengisi hidup.

Ada tiga tipe pekerja (baca: profesional dan pengusaha) sering kita lihat dalam menyiasati kopi dan cangkir kehidupan yang ini.


Pertama, pekerja yang sibuk mengejar pekerjaan, jabatan yang akhirnya hanya bertumpu pada kepemilikan jumlah dan kualitas cangkir kehidupan. Paradigmanya sangat sederhana, semakin banyak cangkir yang dipunyai, semakin bercahaya. Semakin bagus cangkir yang dimiliki akan mengubah rasa kopi menjadi enak. Fokus hidup hanya untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas cangkir. Ini yang menyebabkan terus terjadinya persaingan untuk menambah kepemilikan. Sukses diukur dengan seberapa banyak dan bagus apa yang dimiliki. Kala yang lain bisa membeli mobil mewah, ia pun terpacu mendapatkannya. Alhasil, tingkat stres menjadi sangat tinggi dan tak ada waktu untuk membenahi kopi. Semua upaya hanya untuk bagian luar, sedangkan bagian dalam semakin ketinggalan.

Kedua, pekerja yang menyadari bahwa kopinya ternyata pahit -- artinya hidup yang terasa hambar; penuh kepahitan, dengki dan dendam; serta tak ada damai dan kebahagiaan -- mencoba menutupnya dengan menyajikannya dalam cangkir yang lebih mahal lagi. Pikirannya juga sangat mudah, kopi yang tidak enak akan terkurangi rasa tidak enaknya dengan cangkir yang mahal. Rasa kurang dicintai rekan kerja, dikompensasi dengan mengadopsi anak asuh dan angkat. Tak merasa diperhatikan, dibungkus dengan memberikan perhatian pada korban gempa di Yogyakarta. Tak menghiraukan lingkungan, ditutup halus dengan program environmental development yang harus diresmikan pejabat Kementerian Lingkungan Hidup. Tak memperhatikan orang lain dengan tulus, dibalut dengan program community development yang wah. Kalau tidak hati-hati, akan muncul pengusaha kaum Farisi yang munafik bagai kubur bersih, tapi di dalamnya sebenarnya tulang tengkorak yang jelek dan bau.

Ketiga, ada pula pekerja yang berkonsentrasi membenahi kopinya agar lebih enak, semakin enak dan menjadi sangat enak. Tipe ini tak terlalu pusing dengan penampilan cangkir. Pakaian yang mahal dan eksklusif tak mampu membuat borok jadi sembuh. Makanan yang mahal tak selalu membuat tubuh jadi sehat, malahan yang terjadi acap sebaliknya. Fokus pada kehidupan dan hidup menyebabkan ia dapat santai menghadapi hari-hari yang keras. Ia tak mau berkompromi dengan pekerjaan yang merusak martabat, sikap dan kebiasaan. Menyuap yang terus-menerus dilakukan hanya akan membuat dirinya tak mudah bersalah kala disuap. Fokus pada kopi yang enak, membuat ia tak mudah menyerah pada tuntutan pekerjaan, tekanan target penjualan yang mengontaminasi karakternya. Baginya, ini adalah kebodohan yang tak pernah dapat dipulihkan. Profesor hidup lain lagi pernah berpetuah, ‘Take no thought for your life, what you shall eat or drink, nor your body what you shall put on. Is not the life more than meat and the body than raiment?’ Kalau kita tidak sadar, kita bakal terjerembab: mengkhawatirkan cangkir padahal seharusnya kita fokus pada kopi.

Enjoy your coffee, my friend!

Any comment ???


"Jangan mengiklankan merek Anda, tapi hidupkan" - Phillip Kotler

Lanjut?

"MOMOK" akhir tahun ... ...


TARGET ditentukan ...
SASARAN dikerucutkan ...
TEAMWORK dibentuk ...
SYSTEM dijalankan ...
SLOT tambahan dimunculkan ...(bonus&tunjangan)

kira kira apalagi yang kurang ???
kenapa hasilnya kurang memuaskan, apalagi dibandingkan dengan target billing dari perusahaan, jauuuuhhhhhh ;-)
berulang ulang dan hampir tiap tahun selalu hal yang terjadi, dan selalu alasan yang sama muncul, " targetnya kegedean sich..." .

target billing yang ditentukan seringkali menjadi "momok" akhir tahun,
padahal evaluasi selalu dilakukan, target tahun ini dibikin dengan melihat tahun tahun yang lalu.
tetapi seringkali hasil yang didapat belum bisa membuat perusahaan tersenyum pada kita.

beberapa orang yang telah sukses memberikan rumusan,
SUKSES = 3K (kemauan,keilmuan,kesempatan)
rumus yang kliatannya lebih simple dibandingkan rumus Phytagoras.
rumus yang kliatannya memberikan kita harapan untuk menjadi lebih baik.
rumus yang seakan membuat segalanya menjadi lebih mudah.

alhasil, pertanyaan pertanyan yang sama yang selalu Saya lontarkan,
Bisa nggak ya munculin 3K dalam rutinitas Saya ???
Bisa nggak lingkungan mendukung saya agar bisa lakuin rumus itu ???
Bisa nggak ... ...???
Bisa nggak ... ...???
selalu saja seperti itu,
dan jujur saya anggap ungkapan saya tersebut malah menyiutkan mental saya.


Akhirnya saya putuskan untuk menyampingkan semua pertanyaan pertanyaan "NEGATIVE" dalam benak saya.

dan saya putuskan untuk "TIDAK PERNAH BERHENTI MENCOBA !!! "

semoga realita yang ada sesuai dengan mimpi Saya . Semangaatttt !!!


dengan begitu "MOMOK" akhir tahun berubah menjadi "MONEY" akhir tahun ;-) ehehehehe




salam,





"Jangan mengiklankan merek Anda, tapi hidupkan" - Phillip Kotler

Lanjut?

Bulan Baik Vs Billing Turun, Tanya Kenapa ???



Sudah lama gak curhat...
minggu minggu ini deadline kantor numpuk, biasa mendekati bulan puasa, libur hari raya billing harus ditumpuk dibulan bulan sebelumnya.
pengalaman berkata : bulan puasa dan libur hari raya terjadi penurunan biling yang signifikan untuk bisnis Brand Communication ;-)
ibarat beruang itu adalah masa masa hibernasi, tidur panjang para klien ;-)

Anehnya, jadi malah tertantang nich ...
apa iya di bulan bulan tadi kita gak menggeliat,beraktivitas, berkreasi dll ???
apa iya perusahaan perusahaan besar menghentikan proses promosinya ???
apa memang gak ada ide yang bisa dijual untuk bulan bulan tersebut ???

Kirakira bisa gak dengan bikin penawaran khusus bagi client, bikin tenggat waktu yang pendek sehingga mereka harus mengambil keputusan dalam waktu pendek untuk mendapatkan penawaran khusus ini. Beri tahu mereka mengenai penawaran khusus ini melalui media komunikasi yang cepat dan murah seperti e-mail, faks, kartu pos, atau bahkan telepon.

SO saat si client hibernasi, kita akan dengan tenang ber-eksekusi ria dengan dealing yang telah didapat sebelumnya ;-)

itu sich teorinya eheheh ;-)

any comment ???


"Jangan mengiklankan merek Anda, tapi hidupkan" - Phillip Kotler

Lanjut?

Pindah Agency ??? Why Not ???

Gak terasa udah hampir 3 tahun "berkubang" dalam dunia Agency/Full Service/Marketing Communication/dan sekarang Brand Communication ;-)

Udah begitu banyak masukan masukan , kritikan kritikan , yang didapat tapi tetap saja dan masih saja harus banyak belajar dari banyak hal.

ya, mungkin karena bisnis ini berkaitan dengan manusia, jadi "upgrading" nya pun harus secepat manusia mendapatkan sebuah informasi.

nah tugas kita sebagai adalah menyampaikan informasi (dari) client supaya diterima dengan baik ama calon customer, sehingga informasi ini bisa menjadi acuan customer untuk melakukan "action" terhadap apapun yang ingin di informasikan oleh client (jasa & produk).

jadi secara gak langsung kita telah menjadi jembatan sebuah "keputusan penting" (company-produk-customer). Bahasa elitnya kita adalah mitra/partner dari client yang kadang2 gak ngerasa kalau dia emang butuh kita (agency).

So, kita harus bener2 tau apa yang menjadi prioritas dari client untuk "saat ini" disamping itu kita juga harus udah nyiapin "kartu As" yang akan jadi "Hero" waktu client lagi bingung ;-)

ada beberapa hal yang mungkin bikin client "akan berpaling ke lain hati" :

1. Mandegnya kretivitas
Hal yang satu ini mungkin "item sakral" di sebuah agency,karena value yang mungkin bisa diambil oleh klient adalah "kretivitas". ya mungkin si client udah terlalu sibuk dengan hal "monoton" jadi udah gak ada tempat di otaknya untuk hal hal baru (Creative), atau mungkin si klient lebih merasa tau akan semua hal yang dibutuhkan ama produknya, "So Tell Me a Reason, Why I Need You For My Product" .... mungkin jawabnya karena kita bisa "membungkusnya" lebih cantik, eye catching, make desire, pendeknya karena kita lebih "KREATIF". So, kalo udah gak kretif mau jualan apa ????

2. Agency Fee nya "kegedean"
Sebutuh butuhnya klient akan hal yang kreatip, tetep aja dia harus ngecek isi kantongnya, cukup gak untuk bayarin seorang AE dan AD begadang semaleman mikirin eksekusi iklan TV untuk produknya. Sebutuhnya kita terhadap klient, kadang kita juga harus melihat sisi sisi lain selain sisi "Duit", meskipun gak disangkal sebuah agency bisa "Bernafas Panjang" dengan adanya suntikan Agency fee, apalagi Kadang kadang Perusahaan Agency beralih menjadi sebuah BPR (Badan Pengkreditan Rakyat)karena harus nalangin budget awal promo.
Karena itu mungkin Agency Yang Proporsional sangat dibutuhkan dalam sebuah bisnis agency, harus ada kata " Win win Solution" antara kedua pihak, supaya gak ada yang merasa di "tipu (udah mahal-tapi gak ada hasil)" atau merasa "kerja bakti (udah begadang eh tetep aja rugi)".

3. Kurang "dilayani"
Ya "pelayanan" atau Full Service Agency adalah hal yang membedaka kita dari supplier yang lebih bersifat "eksekutor". Kadang Client lebih memilih harga yang sedikit lebih mahal demi mendapatkan pelayanan yang optimal untuk memudahkan pekerjaan dia. kalau udah gak bisa kasih pelayanan, ya udah "ke laut aja".

4. Amatiran (Gak Profesional)
"Profesional" udah pasti harus untuk sebuah agency, supaya punya nilai jual tersendiri dimata client. Ibaratnya "Dirigen" hidup Produk si client kita semua yang ngatur, kapan harus pake nada tinggi kapan harus nada rendah (mulai dari kemasannya, messagenya, lokasinya, distribusinya) dengan harapan si client bisa tidur tenang, akhir bulan bisa langsung ngitung margin ..... Mimpi kali yeeee ;-)

5. Kebijakan Internal
Sometimes ada perusahaan yang harus ganti agency tiap tahun, alasannya untuk mencari "darah segar" (ide baru). kalau udah gini mau diapakan lagi, berarti kita juga harus minum "suplemen" terus, biar otak tetep encer (bikin concept), biar mulut tetep licin (gak blibet waktu jualan) Jadi waktu undangan pitching taunan diterima "DENGAN SEPENUH HATI KITA JAWAB" SIAAAAAPPPP !!!!!


"Jangan mengiklankan merek Anda, tapi hidupkan" - Phillip Kotler

Lanjut?

Little Child ...



Lucu ya 2 anak kecil ini (menurut aku lho ya! )
lagi gerimis didepan kantor, 2 anak kecil ini lewat dengan pakaian lengkap anti hujan (ponco)
sambil bercanda trus dikayuh sepedanya ...gak peduli hujan tambah deras ...tetep aja dikayuh sepedanya...bahkan mereka gak peduli waktu aku ambil fotonya ... sepertinya mereka hidup didunianya sendiri ...dunia anak kecil... ;-)

Ya dunia anak kecil emang asyik kalo di "explore" lebih dalam lagi ...
Martin Lindstrom mencoba menyapa para marketer dan mengenalkan lebih dalam tentang dunia anak kecil lewat bukunya "BRAND Child" ...

asyik ceritanya (aku anggap buku ini cerita dan bukan tulisan ilmiah)
semua tentang isi otak si anak yang kadang gak bisa dibaca, dirasa, diraba oleh orang lain, bahkan kedua orang tuanya ... dan mungkin hanya anak kecil sendiri yang tahu maksud dari apa yang sedang dipikirkannya ....

masih ingat kadang kita sering ngobrol sendiri dengan boneka barbie, saling hantam dengan miniatur super hero ... parahnya kadang kita bisa meniru semua apa yang kita lihat (waktu kecil) tanpa harus berpikir banyak, berpikir serumit orang dewasa .

So, mungkin dengan mencerna apa yang dipikirkan anak kecil, kita bisa mutusin (Marketers) produk apa yang cocok buat mereka, strategy yang tepat untuk mengkomunikasikan produk dan langkah langkah yang harus dibutuhkan untuk mempengaruhi si anak supaya si anak "merengek" ke ortu nya minta dibelikan produk yang kita propose (kan si anak belum punya pendapatan sendiri) .

Ok, semoga sekelumit pikiran ini bisa menjadi masukan buat kita semua yang lagi PeDeKaTe dengan Dunia Anak Kecil !!!


"Jangan mengiklankan merek Anda, tapi hidupkan" - Phillip Kotler

Lanjut?

SUPER STORE MANAGER


12 RAHASIA UNTUK MENJADIThe SUPER…. STORE MANAGER !!
Oleh : S. Purwadi

Bagaimana caranya menjadi store manager yang ….super efektif…??
Store manager merupakan orang yang sangat vital dalam bidang bisnis ritel,
karena merupakan orang yang langsung memimpin “pasukannya” di toko bertempur dengan kompetitor untuk memenangkan persaingan.
Dari asal katanya Store Manager berasal dari kata “Store” yang berarti toko dan “Manage” yang berarti mengelola, dengan demikian secara sederhana Store Manager dapat diartikan sebagai seorang yang mengelola sumber daya yang ada di toko secara efektif dan efisien untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Sumber daya apa yang harus dikelola oleh Store Manager ?
Sumber daya manusia, aset, marketing, operasional, finance dan relationship baik external maupun internal merupakan hal-hal utama yang harus dikelola dengan baik oleh seorang Store Manager.
Berikut ini adalah kiat-kiat menjadi store manager super, yaitu store manager yang terbaik yang selalu dirindukan dan didambakan oleh top managemen dan pemilik usaha.
1. Sales orientedStore Manager selalu berorientasi pada sales.
Sales merupakan prioritas utama danselalu memperhatikan segala aspek yang berkaitan dengan laju peningkatan salesSeperti : Penampilan toko, kelengkapan barang, standar pelayanan, kemudahan di check out, aktifitas promosi, dll.
Sering kali target yang ditetapkan oleh perusahaan tidak tercapai, karena team kerjanya tidak mengetahui target sales dengan jelas.
Jadi team kerja hanya menganggap bekerja adalah datang tepat waktu setelah itu bekerja dengan baik. Store manager berpikir bahwa target tersebut adalah target bagi dirinya sendiri. Untuk menciptakan team yang termotivasi untuk meraih sales yang tinggi, maka sebaiknya target sales toko tersebut dibagi lagi menjadi target sales per departemen/perorangan atau pershift dan dilakukan kompetisi diantara shift tersebut.
2. Turn over of InventoryTurn over of inventory/tingkat perputaran barang atau stock day diusahakan selalu di bawah TOP (Term of Payment/jangka waktu pembayaran) ke supplier agar arus kas menjadi sehat.
Bersikap proaktif terutama pada barang-barang slow moving dan dead stock agar tidak menjadi beban arus kas dengan cara mengurangi/menghentikan order dan melakukan aktifitas promosi “sales” untuk barang-barang tersebut untuk mengurangi tingkat stocknya.
3.Organize Store TeamOrganisasi yang baik akan menunjukkan managemen yang baik.
Pastikan tidak ada pekerjaan yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih, sementara ada pekerjaan lainnya tidak tersentuh oleh karyawan.Pembagian schedule kerja yang benar, jelas dan tegas serta penerapan disiplin merupakan hal utama untuk terbentuknya team yang solid. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas mengenai siapa yang bertugas memimpin di setiap shift merupakan hal yang baik untuk mengurangi kesimpang siuran pimpinan terutama pada saat kedua shift bertemu (antara jam 14.00 – 16.00).
4. Receiving spot checkingPerlunya pengecekan secara spontan pada saat penerimaan barang untuk memberikan shock therapy baik kepada bagian penerimaan barang maupun pada supplier,
untuk menghindari adanya permainan diantara karyawan bagian penerimaan dengan supplier yang dapat merugikan perusahaan.
5. Employee Relation & retentionBanyak manager yang beranggapan bahwa jika satu karyawan hilang/ke luar masih ada 1000 karyawan lainnya yang akan masuk,
sehingga sering kali karyawan kurang diperhatikan dengan baik.
Padahal bila dihitung secara mendalam kerugian yang dialami perusahaan cukup besar akibat banyaknya karyawan yang ke luar masuk, seperti biaya rekrutmen, biaya training, biaya kesalahan yang mungkin dilakukan oleh karyawan baru tersebut, customer yang kecewa karena tidak dilayani dengan baik dan masih banyak yang lainnya.
Jadi sebaiknya karyawan dijadikan sebagai aset perusahaan bukan sebagai sarana produksi.Untuk membina hubungan yang baik dengan karyawan, maka store manager hendaknya menerapkan MBWA (management by Walking Around), artinya bahwa store manager sering berada di lapangan bukan di dalam kantornya. Karena dengan sering berada di lapangan ( sales area) store manager akan mengetahui perkembangan bisnis tokonya, disamping itu juga dengan banyak berinteraksi dengan karyawan di sales area akan menimbulkan rasa segan di kalangan karyawan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik (seperti cheating, bermalas-malasan, tidak melayani customer dengan baik, dll).
Dalam kaitannya untuk membina hubungan yang baik, maka adanya forum pertemuan sebulan sekali untuk membahas masalah toko dalam suasana yang rilex (selama pertemua semua karyawan menanggalkan jabatannya masing-masing dan berpikir sebagai customer dalam memandang permasalahn yang ada di toko tersebut) akan sangat membantu dalam mendapatkan ide-ide baru dan segar dari seluruh karyawan dan membuat karyawan merasa keberadaannya diperhatikan dan merasa punya arti di Perusahaan tersebut.
6. Merchandising & MarketingAssortmen yang lengkap sesuai dengan target market, penataan barang yang menarik sehinga tercipta impulse buying, grouping barang yang baik sehingga memudahkan customer menemukan barang yang dicarinya akan membuat customer merasa nyaman saat berbelanja.
Marketing yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan instore promotion untuk menarik customer berkunjung ke dalam toko dan kegiatan pameran/bazaar untuk memperkenalkan toko atau image toko pada masyarakat di sekitar toko.
Agar kegiatan marketing berjalan dengan baik, maka ketersediaan barang yang dipromosikan dan karyawan yang mengerti benar tentang kegiatan promosi tersebut merupakan hal yang tidak bisa ditawar lagi.
7. Attract customerUntuk mendapatkan Sales yang baik, harus dimulai dengan penampilan toko yang menarik, terkesan nyaman, eye catching dan mudah untuk diakses.
Untuk menarik perhatian customer maka outdoor display harus dibuat semenarik mungkin dan diusahakan memiliki tema.
8. NegotiationNegosiasi dengan supplier untuk mendapatkan harga terbaik dan service level terbaik agar kontinyitas barang terjaga dan kepuasan pelanggan terjamin.
Negosiasi juga dilakukan dengan pihak pengelola gedung untuk mendapatkan biaya sewa yang lebih murah atau pembayarannya dapat diperlunak sehingga meringankan arus kas. Disamping itu negosiasi juga dilakukan dengan pihak luar lainnya seperti supplier dalam hal joint promotion, dll.
9. AdministrationAdministrasi walaupun kelihatannya sepele namun bila tidak ditangani dengan baik dapat merupakan bumerang bagi tko tersebut, karena 20% kehilangan bersumber dari penaganan administratasi yang kurang baik.Jadi selalu terapkan 1 day administration, artinya tidak ada kegiatan administrasi yang ditunda sampai hari esok, semuanya harus selesai pada hari itu juga.
10. Get The best EarningStore Manager harus selalu fokus untuk menghasilkan pendapatan yang baik bagi perusahaan. Jadi tidak hanya sekedar meraih sales yang tinggi, namun juga harus menghasilkan pendapatan yang tinggi bagi perusahaan.Untuk mendapatkan pendapatan yang baik, maka optimalisasi biaya harus dilakukan baik biaya tetap maupun biaya variable.
11. Eliminate LossPenjualan yang baik tanpa dibarengi dengan usaha menekan angka kehilangan akan sia-sia, karena tidak akan mendapatkan pendapatan yang baik bagi perusahaan.
Store manager hendaknya membaca dan mempelajari tempat-tempat yang rawan akan tindak pengutilan dan pencurian yang dilakukan baik oleh customer maupun karyawan. Berilah tanda pada daerah-daerah tersebut dan informasikan pada bagian security atau pemimpin shift agar sering memantau daerah tersebut.
12. Response quicklyStore Manager harus selalu cepat dalam merespon segala permasalahan yang ada di toko, baik menyangkut masalah karyawan, customer, supplier maupun pihak external lainnya .Masalah yang timbul pada bisnis ritel sangat banyak dan peka. Jangan tunda masalah, seandainya bisa diputuskan sekarang kenapa harus ditunda.
Semoga 12 kiat di atas berguna dan dapat meningkatkan performance anda sebagai store manager……. Viva Store Manager !!!
"Jangan mengiklankan merek Anda, tapi hidupkan" - Phillip Kotler

Lanjut?