Account Executive "APANYA" Accounting ???

Account Executive
Professions Wed, 01 Mar 2006 14:08:00 WIB

Semua orang sudah tahu kalau idealnya, memilih profesi didasarkan pada kecintaan dan keahlian terhadap profesi yang mereka tekuni. Untuk seorang Account Executive (AE), kecintaan ini idealnya juga dilengkapi dengan kemampuan menulis, pengetahuan mengenai membawa diri dalam pergaulan luas dan isi kepala yang penuh dengan ide kreatif. Kenapa kemampuan menulis penting untuk profesi yang mirip dengan tenaga pemasaran (marketing) ini? "Karena dalam perusahaan tertentu, seorang AE dituntut untuk mampu membuat tulisan advertorial, proposal yang akan ditawarkan pada klien dan melakukan pekerjaan re-write," ujar Erika Oktaviani, Account Supervisor Kompas.
Pada dasarnya, job description pekerjaan AE ini adalah menawarkan produk kepada sejumlah klien yang dianggap membutuhkan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tempat sang AE bekerja. Produk yang ditawarkan bisa berupa produk atau jasa, dan klien yang dimaksud di sini bisa berupa perusahaan atau agensi. Dalam perusahaan tempat Erika bekerja, yang ditawarkan adalah sejumlah bentuk kesempatan beriklan yang dirancang dengan format dan gaya sendiri-sendiri. "Yang paling populer memang format advertorial," ujar Erika.
Ritme pekerjaan AE dimulai dari mencari, menjajaki dan menghubungi perusahaan klien yang kemungkinan dapat diajak bekerja sama. Dalam hal menghubungi dan mendapatkan klien ini, setiap perusahaan memiliki standar sendiri-sendiri mengenai berapa jumlah klien baru yang wajib berhasil didapatkan setiap minggu. Setelah mendapatkan informasi tentang sebuah perusahaan klien baru misalnya, seorang AE idealnya mulai melakukan langkah-langkah untuk membuka jalur hubungan perusahaan tersebut. Di beberapa perusahaan, yang diwakili oleh agensi, biasanya mereka tinggal menunggu 'job' dari agensi tersebut. "Di perusahaan kami, seorang AE baru akan didampingi oleh AE senior dan mereka biasanya akan diajak apabila sang senior meeting dengan perusahaan klien. Kesempatan ini dapat digunakan AE baru tersebut untuk beradaptasi, observasi mengenai bagaimana cara berkomunikasi dan membawa diri di depan klien, di mana untuk ke depannya, mereka diharapkan dapat 'dilepas' sendiri," tambah Erika. Setelah lampu hijau didapat dari perusahaan klien, mereka masuk pada langkah membuat proposal materi untuk dipresentasikan di depan klien. Disinilah kemampuan menulis para AE akan diuji, selain juga bantuan dari tenaga kreatif di perusahaan mereka untuk mampu memberikan presentasi maksimal seputar grafis (untuk iklan display) dan materi visualisasi lainnya. Momen ini yang biasanyamenjadi final touch penentu keberhasilan seorang AE dalam menawarkan produk perusahaannya, apakah mereka berhasil meyakinkan perusahaan klien atau tidak. Untuk perusahaan media, dimana advertorial menjadi produk utama yang idealnya dipasarkan AE, AE juga biasanya akan turun tangan terhadap proses pembuatannya. "Pihak perusahaan memang bisa saja membuat sendiri advertorialnya, tapi biasanya hal ini sangat jarang, dan mereka biasanya lebih mempercayakan pengerjaan advertorial mereka kepada kami," ujar Erika.
Dalam pengerjaan advertorial, dimana biasanya format ini membutuhkan proses wawancara dengan beberapa pihak, tulisan akan dibuat oleh para copywriter, dengan didampingi oleh AE yang take in charge terhadap job project tersebut.
Tertarik menjadi seorang AE? Lulusan S1 yang bukan berasal dari latar belakang marketing pun sah-sah saja bila ingin melamar menjadi seorang AE. Bidang cakupan profesi ini, bila sewaktu-waktu Anda ingin banting setir mencoba profesi lain, juga cukup luas. Sebut saja menjadi seorang public relation atau tenaga humas sebuah perusahaan. Karena para AE diharapkan dapat menjalin dan mempertahankan hubungan baik dengan para klien mereka, kemampuan berkomunikasi mutlak diperlukan oleh mereka yang ingin menjajal kemampuan di bidang ini. Soal penampilan, sudah bukan rahasia lagi kalau insan-insan yang berkecimpung dalam dunia pemasaran, biasanya dituntut untuk selalu berpenampilan menarik. Tapi penampilan menarik bukan satu-satunya jaminan, karena kecerdasan, kesupelan dan kemampuan berkomunikasi yang baik sangat menentukan keberhasilan seorang AE di luar. B
Bagaimana dengan soal gaji? Cukup menggiurkan. Simak saja, seorang AE yang baru lulus S1, sangat mungkin mendapatkan gaji di atas Rp. 1 juta. Sementara untuk AE berpengalaman, standar gaji berkisar antara Rp. 1,5 ke atas. Dalam sejumlah perusahaan yang sudah punya nama besar, gaji antara Rp. 2 sampai dengan 3,5 juta, sangat mungkin didapatkan oleh seorang AE baru lulus, tentunya yang berprestasi. Berbicara mengenai sistem komisi, hal ini tergantung dari kebijaksanaan masing-masing perusahaan. Apakah mereka akan menetapkan standar komisi bagi para AE mereka, atau mengkalkulasinya langsung ke dalam gaji perbulan. Nah, tertarik untuk menjadi seorang Account Executive?

Sumber: Erika Oktoviani, Account Supervisor Kompas Gramedia
Sumber:
CBN

"Jangan mengiklankan merek Anda, tapi hidupkan" - Phillip Kotler

6 comments:

Hani Hizboel said...

tulisaannnya baguuss bgt n sgt menginspirasi apalagi saya juga seorang AE..
tq for ur share :)

deew said...

tulisan ini menambah semangat saya sebagai AE baru yg jg jauh di luar background pndidikan saya :D..thx u ..ttp smangat !!!

??? said...

biasa aj kok..

??? said...

biasa kok..gitu aj ap yg bisa dibanggakan dari AE??

Unknown said...

aku juga dapt pangglan kerja d perusahaan keuangan sebagai Account executive..... latar belakng pendidikan saya juga sangat jauh bertoak belakang dari pekerjaan ituw,,, yang jadi beban aku adalah : apa aku sanggup???

Anonymous said...

sumpah ini gak nyambung dg judulx.. mana bahas accountingnya ?