Lain ladang lain belalang !!!
Need Copywriter A.S.A.P !!!
Copywriter
Professions Wed, 01 Mar 2006 14:08:00 WIB
Bila mendengar kata "copywriter", kebanyakan orang biasanya langsung mengaitkannya pada orang-orang kreatif yang bekerja di biro-biro iklan. Padahal sebutan copywriter juga bisa disangkutkan pada mereka yang bekerja di media cetak, merupakan tokoh yang berdiri di balik sebuah advertorial yang biasa Anda simak di surat-surat kabar dan majalah. Pada edisi perdana fitur baru Profession kali ini, kami ajak Anda untuk menyelami aktivitas seorang copywriter yang bekerja di media cetak, yang biasanya dikenal dengan karya-karya advertorial-nya.
Sekarang, apa sih advertorial itu? Seperti namanya, advertorial merupakan advertising editorial, merupakan iklan (advertising) yang dikemas dalam bentuk selain iklan display yang biasa kita lihat di berbagai media. Biasanya advertorial tidak mudah dikenali sebagai iklan karena dikemas dalam berbagai format. Contohnya saja dalam format artikel, feature, kuis, tips dan lain-lain. Dalam media anak-anak (misalnya Bobo), advertorial bisa muncul dalam bentuk cergam, komik dan permainan (games).
Tapi tampaknya sudah terdapat etika cukup saklek dalam ber-advertorial di media massa, yaitu judul "Advertorial" yang biasanya dicantumkan di bagian kiri atau kanan advertorial.Lalu, bagaimana sih job description seorang copywriter dalam proses mencipta advertorial? Dari proses kreatif mereka mencari ide sampai tampil di media cetak? Karena proses pembuatan advertorial merupakan bagian kecil dari kampanye sebuah produk (baca: iklan), jadi hubungan kerja copywriter erat kaitannya dengan perusahaan yang mengeluarkan produk (klien) dan biro iklan yang mewakili kepentingan klien yang bersangkutan.
1. Copywriter menerima job dari klien, yang diwakili oleh sebuah biro iklan, yang biasanya sudah merupakan rekanan dari perusahaan tempat si copywriter bekerja. Untuk selanjutnya, hubungan antara copywriter dan klien tersebut, dapat diwakili oleh biro iklan tersebut. Tetapi tidak mustahil apabila klien memilih untuk dapat langsung berhubungan dengan sang copywriter.
2. Konsep advertorial didiskusikan oleh copywriter dan pihak biro iklan dan disusun dalam sebuah brief. Brief ini biasanya mengandung hal-hal yang berkaitan dengan advertorial produk yang akan dibuat: bentuk/ format, angle, hal-hal apa yang akan ditonjolkan dan rencana grafis. Karena dalam beberapa advertorial, konsep yang tersusun dalam brainstorming tersebut kerap berhubungan dengan grafis, biasanya copywriter juga akan disertai oleh seorang desainer grafis atau ilustrator. Tentunya hal ini tergantung dari ide apa yang hendak dilontarkan copywriter dalam meeting tersebut.
3. Begitu brief sudah tersusun, copywriter sudah bisa bergerak untuk melakukan proses mencipta. Proses mencipta ini, tentu saja dibatasi oleh deadline yang biasanya berkisar antara 2 minggu. Waktu 2 minggu itu sudah termasuk proses approval oleh klien, yang biasanya juga dibatasi dalam 2 kali approval. Bila selama waktu yang telah ditentukan, klien belum memberi approve juga, tentunya hal ini bisa diatasi dalam "cara kekeluargaan".
Jenis-jenis Advertorial Untuk memperluas cakrawala Anda mengenai ruang lingkup profesi seorang copywriter media cetak ini, berikut terdapat beberapa jenis advertorial yang disusun dalam berbagai format:
1. Format artikel. Format ini biasa Anda dapatkan di surat-surat kabar, dari KOMPAS, Republika, Media Indonesia dan Suara Pembaruan. Format ini juga bisa ditemukan di majalah-majalah politik atau wanita.
2. Tips. Format advertorial seperti ini biasanya mudah ditemukan di majalah-majalah remaja, seperti Hai dan Gadis. Contoh: tips mengatasi jerawat, yang biasanya di akhir tulisan disertai dengan menyebutkan produk yang diadvertorialkan.
3. Kuis. Hal ini bisa dilaksanakan berkat kerjasama dengan klien yang bersangkutan.
4. Cerita bergambar, komik dan permainan. Biasa ditemukan pada majalah-majalah anak-anak. Contoh paling mudah ditemukan adalah majalah Bobo. Bekal Menjadi CopywriterJadi, apakah Anda tertarik mencoba peruntungan menjadi copywriter?
Setidaknya ada beberapa bekal yang Anda harus siapkan untuk menjadi copywriter yang ideal. 1. Kemampuan menulis. Hal ini sudah tentu tidak bisa ditawar lagi. Hal ini tidak berarti Anda harus merupakan lulusan Jurnalistik atau Fakultas Komunikasi, ataupun berlatar belakang periklanan. Yang penting, Anda memiliki kemampuan menulis. Jangan khawatir, jaman sekarang, kemampuan menulis bisa ditumbuhkembangkan, yang penting Anda punya keinginan.
2. Kreatif. Sama seperti copywriter biro iklan, seorang copywriter tentunya diharapkan memiliki ide-ide kreatif untuk menciptakan advertorial yang lain dari yang lain. Ide untuk menciptkan kuis-kuis menarik, tips-tips ringan yang bisa disangkutpautkan dengan produk yang akan diadvertorialkan. Pendeknya adalah mencari tema dan konsep advertorial yang cocok dan catchy untuk produk yang akan ditampilkan.
3. Memiliki keinginan mempelajari hal-hal baru. Seorang copywriter, biasanya selalu dihadapkan pada hal-hal baru. Contohnya begini. Seorang copywriter yang sudah biasa menulis untuk media anak, tiba-tiba diberi tugas untuk membuat advertorial untuk media remaja. Nah lho? Tentu saja mereka harus selalu dibekali oleh kemampuan mencari informasi tentang hal-hal baru dengan waktu seefisien mungkin. Anda yang tidak punya pengetahuan sama sekali mengenai sebuah alat musik bernama gitar, tiba-tiba ketiban job untuk membuat advertorial tentang produk gitar merk terbaru. Tapi tidak usah khawatir, karena internet merupakan sumber pencari nomor satu yang selalu bisa Anda jajaki.
4. Ada waktunya Anda, sebagai seorang copyriter, dituntut juga untuk turun ke lapangan alias melakukan wawancara. Tapi wawancara di sini tentu saja konteksnya beda dengan wawancara yang bisa dilakukan oleh para kuli disket. Wawancara untuk seorang copywriter biasanya sudah ditentukan waktunya. Contohnya begini: sebuah advertorial mengenai produk make up terbaru, dimana klien menginginkan dalam advertorial tersebut dimuat pengakuan seorang aktris pendatang baru yang "cerita"nya telah mencoba produk tersebut. (Put)
"Jangan mengiklankan merek Anda, tapi hidupkan" - Phillip Kotler
Account Executive "APANYA" Accounting ???
Professions Wed, 01 Mar 2006 14:08:00 WIB
Semua orang sudah tahu kalau idealnya, memilih profesi didasarkan pada kecintaan dan keahlian terhadap profesi yang mereka tekuni. Untuk seorang Account Executive (AE), kecintaan ini idealnya juga dilengkapi dengan kemampuan menulis, pengetahuan mengenai membawa diri dalam pergaulan luas dan isi kepala yang penuh dengan ide kreatif. Kenapa kemampuan menulis penting untuk profesi yang mirip dengan tenaga pemasaran (marketing) ini? "Karena dalam perusahaan tertentu, seorang AE dituntut untuk mampu membuat tulisan advertorial, proposal yang akan ditawarkan pada klien dan melakukan pekerjaan re-write," ujar Erika Oktaviani, Account Supervisor Kompas.
Sumber: Erika Oktoviani, Account Supervisor Kompas Gramedia
Sumber: CBN
"Jangan mengiklankan merek Anda, tapi hidupkan" - Phillip Kotler
SPIRIT
Strategi Menabung
Seperti biasa, setiap akhir bulan, Ayu merasa senang menerima gaji. Dia merasa jerih payahnya dalam bekerja ada hasilnya. Sudah terbayang apa yang akan dilakukannya dengan gajinya tersebut. Beli beras, bayar listrik, bayar telepon, belanja sehari-hari, dan lain-lain.Tapi setelah uang gajinya dipisah-pisahkan dalam beberapa amplop untuk setiap kebutuhan, sisanya tidak banyak lagi. Kalau melihat sisa gajinya, perasaan senangnya berkurang.Uang itu tidak cukup untuk membeli sepatu baru. Sepatunya memang sudah harus diganti. Sudah tidak layak pakai. Kemana pun dia pergi, Ayu selalu membawa lem untuk merekatkan sol sepatunya kalau-kalau lepas. Sudah dua kali dia mengalami lepas hak sepatu ketika sedang berjalan menuju kantornya. Kejadian pertama membuatnya pusing. Untung tak jauh dari tempat kejadian Ayu menemukan penjual lem. Sejak saat itu, dia selalu membawa lem dalam tasnya.Padahal, kalau dihitung, sudah tiga tahun Ayu bekerja. Tapi hasilnya belum terasa. Gajinya habis melulu. Setiap akhir bulan, dia berharap-harap cemas agar uang gaji diberikan tepat waktu. Terlambat sehari saja, bisa runyam deh. Dia pernah hanya makan tahu goreng untuk makan siang di kantor karena gaji baru dibagikan keesokan harinya, sedangkan uangnya pas-pasan untuk biaya pulang.Kemarin ada kejadian yang mengubah hidupnya. Reni teman sekantornya sedang dilanda musibah. Suaminya menderita penyakit usus buntu dan harus dioperasi. Pulang dari dokter sudah hari Sabtu malam. Segera Reni membawa suaminya ke rumah sakit. Reni tidak punya kartu kredit. Kartu ATM-nya juga baru saja hilang. Reni bingung karena keesokan harinya hari Minggu sedangkan besok dia harus membayar uang muka untuk rumah sakit. Senin dia baru akan pinjam uang ke kantor.Di rumah, Reni mengeluh karena dia tidak tahu bagaimana mendapat uang muka untuk rumah sakit. Pembantunya mendengar hal itu dan bertanya berapa yang dibutuhkan Reni. Reni mengatakan perlu dua juta rupiah. Tanpa disangka, pembantunya mengatakan:"Ibu pakai uang saya aja". Reni terkejut. "Kamu punya uang dua juta?", tanya Reni. "Ada Bu. Saya ambilkan sebentar", dan pembantunya mengambil dari dompetnya sejumlah dua juta lalu memberikannya kepada Reni. Reni sampai menangis karena terharu. Uang itu adalah uang tabung-an pembantunya.Di kantor, Reni menceritakan kejadian itu pada Ayu. Ayu juga heran. Pembantu Reni punya tabungan sebesar lebih dari dua juta rupiah? Ayu malu, kalau dibandingkan dengan dirinya sendiri, sungguh jauh bedanya. Berapa gaji seorang pembantu rumah tangga? Gaji Ayu pasti lebih besar. Tapi berapa jumlah uang tabungan Ayu? Paling-paling dua ratus ribu. Itupun akan dipakainya sebagian untuk beli sepatu. Tapi, pembantu Reni bisa menabung dua juta rupiah? Benar-benar ajaib.Ayu penasaran. Dia bertanya kepada Reni bagaimana cara pembantunya menabung sehingga berhasil memiliki tabungan sebanyak itu. Reni juga penasaran, ingin tahu bagaimana caranya. Reni pun bertanya kepada pembantunya mengenai kiat menabung.Ternyata, cara pembantu Reni menabung sangat sederhana. Berapapun gaji yang diperolehnya, sepuluh persen selalu ditabung. Dia punya dompet khusus untuk menabung. Sekali uang sudah masuk ke dompet itu, maka pembantu Reni menganggap uang itu sudah hilang. Jadi betapapun dia tidak punya uang, sekalipun gajinya sudah habis, dia tidak pernah mengambil uang tabungannya. Karena baginya, uang itu sudah tidak ada. Sudah bukan miliknya lagi.Reni bertanya, bagaimana kalau sisanya memang tidak cukup untuk segala keperluannya. Dengan sederhana, pembantunya menjawab, "Cukup atau tidak, pokoknya sepuluh persen saya tabung. Saya anggap hilang." "Kamu tidak tergoda untuk memakai uang itu?", tanya Reni. "Kadang-kadang memang ingin pakai, tapi saya anggap bukan uang saya lagi kok."Ayu tergerak hatinya. Kejadian itu menimbulkan inspirasi baru. Ayu juga ingin meniru cara menabung sederhana yang diterapkan pembantu Reni. Dua bulan lalu Ayu menyisihkan sepuluh persen dari gajinya untuk ditabung. kemudian dia akan melupakannya. Dia akan menganggapnya hilang. Tapi ternyata di akhir bulan, uangnya habis. Untuk naik bis ke kantor saja tidak ada lagi. Akhirnya terpaksa uang tabungannya diambil lagi.Ternyata sulit ya menabung. Ayu mencoba lagi, bulan lalu dia kembali menyisihkan bukan sepuluh persen, tapi lima persen saja.Selain itu dia merubah gaya hidupnya. Biasanya setiap pagi Ayu sarapan di dekat kantornya. Tapi sejak bulan lalu, dia makan di rumah atau membawa makanan dari rumah. Ayu sempatkan membuat nasi goreng. Kadang dibawanya ke kantor. Malah ada beberapa temannya yang ingin pesan nasi goreng buatannya. Ayu tidak keberatan, lumayan untuk tambah biaya transport.Ternyata berhasil. Uang tabungannya tidak terganggu. Ayu berniat terus menabung lima persen dari gajinya tiap bulan. Yang penting niat. You can if you think you can!
Sumber: Bisnis Indonesia
Franchise
Tips Membangun Usaha 'Franchise'
Siang itu, suasana food court court sebuah mal ternama di Jakarta terlihat sangat ramai. Nyaris semua gerai makanan dipenuhi antrean pemesan. Papan nama yang terpajang di kios-kios tersebut adalah makanan-makanan yang sudah tidak asing lagi, dan bisa ditemui hampir di semua mal atau daerah pemukiman.Itulah salah satu kelebihan usaha waralaba atau bahasa kerennya franchise. Tanpa perlu banyak promosi, restoran tetap laku dan diminati karena rasanya sudah terjamin sama enaknya. Misalnya raja bakso buatan Es Teler 77. Rasa bakso ini di Pasaraya Manggarai, pasti sama persis dengan rasa bakso Es Teler 77 yang ada di Cinere Mal meski pengelolanya berbeda.Dominique, ibu rumah tangga dengan satu orang putri, ikut tertarik mencicipi lahan usaha franchise yang menurutnya lebih mudah dibangun ketimbang menciptakan brand baru. Tetapi sebagai orang awam di bidang bisnis, mantan pramugari maskapai penerbangan ternama ini tak tahu apa yang harus lebih dahulu disiapkan. Berapa modal yang perlu disediakan pun belum terbayang. Sang suami, seorang teknisi di perusahaan otomotif, juga tak memahami soal bisnis.Wanita cantik ini memilih berbisnis pusat kebugaran dan salon kecantikan. Ada beberapa salon terkenal yang menawarkan sistem waralaba. Sayang, Ikhwan sang suami yang bersedia memodali istrinya lebih setuju kalau sang istri membangun usaha dengan nama sendiri. Alasannya, dengan konsep waralaba mereka tak bisa mengembangkan ide-ide sendiri, akan selalu terpaku pada konsep yang dijual sang pemegang merek. Ikhwan melihat Dominique punya kelebihan yang bisa diaplikasikan untuk usaha salonnya. "Sejak masih single, Ica (demikian pannggilan sang suami, Red) sangat memahami bagaimana cara merawat kecantikan dan keindahan tubuh," ungkapnya dengan bangga. Yang terjadi, mereka berdua malah berdebat menentukan mana pilihan yang terbaik. Dilema seperti yang dialami Dominique dan Ikhwan ternyata sering ditemui Doni Istyanto, seorang perencana keuangan, ketika berhadapan dengan klien-kliennya. Menurut Doni, setiap usaha mempunyai risiko masing-masing. Namun, ia membenarkan bisnis waralaba merupakan salah satu pilihan untuk memperkecil risiko kegagalan.Setiap usaha harus dimulai berdasarkan kemampuan dan minat yang akan menjalankan. Doni memberi contoh, bila seseorang pintar masak dan mampu mempekerjakan koki andal, maka ia bisa mendirikan usaha sendiri. Sedangkan, bila tadinya bekerja sebagai karyawan atau eksekutif di sebuah perusahaan dan ingin membuka usaha, bisnis waralaba dapat dijadikan pilihan.Selain itu, nama besar yang sudah dimiliki oleh franchiser, atau si pemegang utama usaha franchise, menjadi jaminan untuk kelangsungan usaha para franchisee (pemegang lisensi franchise). "Franchisee tidak perlu repot-repot lagi memikirkan biaya untuk promosi," ungkap Doni.Hal ini diamini Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Anang Sukandar. Menurut Anang, tingkat kegagalan usaha yang dibangun sendiri dari awal, relatif lebih tinggi dibandingkan bisnis waralaba. "Kalau franchise itu untuk usaha yang sudah sukses, sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggi," tuturnya.Usaha waralaba yang ada di Indonesia cukup beragam. Mulai dari sektor makanan dan minuman, salon kecantikan, bahkan sekolah. Di Tanah Air, usaha waralaba yang cukup dominan ada di sektor makanan dan minuman. Jumlah penduduk Indonesia yang besar, jelas Doni Istyanto, membuat pangsa pasar makanan dan minuman juga besar.Apalagi, masyarakat Indonesia mempunyai beragam kekayaan kuliner. Makanan adalah salah satu kebutuhan primer yang senantiasa harus selalu dipenuhi. Ini bisa dilihat dari usaha franchise pertama yang booming di Indonesia, ungkap Doni, adalah restoran cepat saji dari Amerika, Mc Donald. Untuk makanan Tanah Air, Anang Sukandar mengungkapkan, Es Teler 77 masih menjadi usaha franchise yang paling diminati.Walaupun tergolong berisiko rendah, namun bukan berarti tidak berisiko sama sekali. "Meskipun sudah terkenal, dalam 12 tahun pertama, bisnis waralaba belum memberikan keuntungan berarti," jelas Anang Sukandar. Diperlukan motivasi tinggi dalam menjalankan setiap usaha, termasuk bisnis franchise. Si pendiri harus berperan sebagai risk taker yang memiliki keseriusan dalam berbisnis, bukan hanya sebagai pemodal semata.Ada beberapa komponen biaya yang harus disiapkan oleh seseorang yang sudah memutuskan untuk membangun usaha waralaba, seperti yang dijelaskan Anang Sukandar berikut ini. Komponen biaya bisnis franchise terdiri dari tiga bagian. Pertama adalah franchise fee, yaitu one time fee ketika membeli royalti atau izin usaha dari si franchiser.Kedua, yaitu royalty fee yang biasanya dihitung dari keuntungan atau omzet yang didapat oleh franchisee. "Besarannya tidak tentu. Biasanya, 0% - 12% dari omzet," tandas Anang. Terakhir yang juga penting yaitu start-up capital atau modal awal. Hal ini harus disampaikan franchisee kepada franchiser. Dengan begitu, pihak franchiser dapat memberitahu berapa biaya bahan baku, peralatan, modal kerja, sesuai dengan modal awal yang dimiliki franchisee.Selain komponen biaya, masih ada lagi hal-hal yang perlu dipersiapkan secara matang sebelum benar-benar siap membuka usaha waralaba. Anang menganjurkan, untuk terlebih dahulu menelusuri minat. "Itu penting, agar usaha ini tidak dilihat sebagai beban, melainkan kesenangan," tandasnya.Sebagai perencana keuangan, Doni Istyanto juga menganjurkan hal yang sama. Bila seseorang membuka usaha berdasarkan hobi dan kesenangan, akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil. "Apa yang dijalankan dengan hati senang dan gembira, biasanya hasilnya bagus," akunya.Persetujuan dan restu dari keluarga termasuk penting. Orang biasa menganggap remeh hal ini, padahal, buat usaha yang baru saja dibangun atau dijalankan, biasanya memakan waktu si pendiri. Bahkan, waktu untuk keluarga seringkali ikut dikorbankan. Untuk urusan dana, Anang menyarankan, agar dana untuk usaha tidak diambil dari anggaran keuangan keluarga dan juga tidak digunakan untuk kepentingan keluarga. "Jangan sampai mengganggu kondisi finansial keluarga, misalnya memakai modal dana yang dialokasikan buat tabungan pendidikan anak," katanya.Tahap berikutnya, yaitu mulai memilih usaha waralaba apa yang akan dijalankan sesuai minat dan kesenangan. Disarankan, agar lebih dahulu membuat daftar usaha franchise yang diminati lebih dari satu. Agar dapat dilakukan perbandingan, usaha mana yang lebih unggul. Terakhir, menilai kondisi organisasi franchiser. "Diharapkan, franchisee dan franchiser dapat bekerjasama," jelas Anang.Membangun usaha franchise tidak terbatas pada membeli nama atau lisensi dari sebuah usaha terkenal. Bisa juga dengan menjadi franchiser dari usaha yang telah dirintis sebelumnya. Namun, tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk mewaralabakan usaha. Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi.Menurut Anang, franchiser dimulai dari suatu usaha yang dianggap sudah berhasil. Butuh organisasi embrio sebagai awal. Yaitu, organisasi di mana di dalamnya terdapat bagian-bagian penting suatu usaha. Pertama, bagian yang membuat atau disebut production management. Kedua, bagian yang menjual atau marketing and sales management. Terakhir, bagian yang mencatat dan mengontrol keuangan atau financial management and controller.Asosiasi sendiri adalah wadah di mana para franchisee, dan franchiser serta talon franchiser berkomunikasi dan saling berbagi informasi. Tidak ada keharusan, menurut Anang, bagi para pengusaha waralaba untuk menjadi anggota asosiasi. Namun, dengan menjadi anggota AFI, ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh para pengusaha."Asosiasi bekerjasama dengan BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) sering mempromosikan usaha waralaba ke luar negeri," ungkap Anang. Biasanya, AFI mengirimkan sekitar delapan usaha yang diunggulkan.Selain itu, bersama dengan Departemen Perdagangan, AFI mengadakan program pendidikan dan latihan bagi para anggota asosiasi. Tapi sayang, ungkapnya, biasanya para pengusaha megirim karyawan bawahan untuk mengikuti diklat. "Padahal, ini justru berguna bagi si pengusaha, karena dia yang memiliki tanggung jawab penuh atas kelangsungan usaha," ujarnya. (ANASTASIA RATIH P TYAS)
Blog ??? Makanan apa itu ???
Apa itu BLOG?
Blog (atau Weblog) merupakan website berisikan jurnal bertanggal yang ditulis rutin. Penulisnya disebut dengan blogger. Ungkapan jujur, terbuka,personal, relevan yang mewakili pribadi Anda (dan perusahaan Anda). Apa mimpi Anda? Apa hasrat Anda?
Apa yang menginspirasi Anda? Jawablah dengan Blog.
Mengapa Harus Nge-BLOG?
Blog merupakan tempat Anda berdialog dengan konsumen. Tampung dan bahas keinginan dan keluhan konsumen Anda melalui blog. Ulas produk dan jasa Anda melalui blog. Katakan dengan setulus dan sejujur mungkin. Tunjukkan kalau Anda ahli (expert) di bidangnya. Banyaklah menulis di blog. Bangunlah isu menarik melalui blog. Manfaatkan blog untuk mempromosikan produk dan jasa Anda.
Apa Saja yang Dibutuhkan?
Tulisan. Tulisan. Tulisan. Dan tulisan yang dibuat serutin mungkin.
Untuk permulaan, manfaatkan penyedia jasa blog gratis
(www. blogspot.com, .blogsome.com). Atau buat domain Anda sendiri (.com, .co.id) dan sewa hosting server.
Desainlah blog semenarik mungkin, dan sesuaikan dengan tema produk dan jasa Anda.
(artkel asli di www. media-ide.bajingloncat.com)
"Jangan mengiklankan merek Anda, tapi hidupkan" - Phillip Kotler
TEAMWORK inside !
A GOOD FOOTBALL TEAM RELIES MORE ON HARMONIOUS COORDINATION
OF EFFORT THAN INDIVIDUAL SKILL ... ... ...
Teamwork is a "cooperation effort by the members of a team to achieve a common goal" .
The key words in the definition are cooperative effort.
Without the support of the entire group, no team can long endure.
Football players quickly learn that no member of the team can be a star in every play.
Most moments of glory are built upon a long series of plays, each won by committed, determined, bone - jarring blocking and tackling.
A Winning team is one whose members recognize that when one member of the team is successful, the entire team wins.
Conversely, a sure way to develop a losing formula is to create an environment in which team members compete with one another instead of the opponent.
When all members give their best in every situation - whether they are carrying the ball or clearing the way for someone else - the team wins and so does each individual member of it.
dedicated for "my teamwork"
"Jangan mengiklankan merek Anda, tapi hidupkan" - Phillip Kotler
WARKOP Vs Starbuck
meski udah biasa jadi anak jalanan masih aja gak tahan ama panasnya Surabaya ;-)
iseng2 saya ama temen mampir ke Starbuck (gila iseng ke Starbuck ehehehe) numpang dingin doang, sekalian windows shopping, kebetulan dekat dengan SOGO .
nanggung juga, akhirnya kita berdua masuk kedalam dan langsung order, 2 moccacino dingin sueeger ;-)
didalam udah ada 2 cewex bule lagi sibuk baca, 4 remaja chinese lagi tertawa tawa, 1 keluarga pasangan muda soalnya anaknya masih kecil baru selesai dari bayar dari kasir dan kemudian duduk disofa.
aku coba liat2 sana sini, ternyata ada yang menarik untuk diamati. Dari pintu masuk (kalo dari arah SOGO) ada papan tulisan "See you in Neverland-Brocca Coffee" only 1% !!
Gila!!! kopi bikin mabuk, beneran nich ???
Di warung mbak Narti Kopi Tubruk dijual 5000 perak mungkin paling mahal 7500 perak, kalo disini (Starbuck) 25rb , amazing ye !
Didalamnya menceritakan , Bagaimana seorang Schultz (semoga bener nulisnya) mengangkat sebuah komoditi yang sudah tua, renta, dan biasa (kopi) serta merangkai perasaan romantis dan komunitas disekitarnya.
sekilas apa yang dilakukan Schultz hampir sama dengan para pemilik WARKOP (read; warung kopi), hanya dengan menjual kopi bisa mendapatkan omzet ratusan ribu dalam semalem. kalo dilihat kopinya sich sama tapi ternyata kalo diamati WARKOP rata2 punya faktor penunjang.
1. Nice Service ; pelayannya kadang2 seorang gadis desa manis, yang dengan
senyumannya bisa menambah rasa kopi semakin nikmat.
2. Good Product; Kopi harus hasil bikinan sendiri (handmade), Kopi harus diseduh
dengan air mendidih (biar gak bikin kembung), harus diaduk 18 kali (ritual marketing).
3. On 24 hour; bukanya tiap hari mulai pagi jam 7 , meski baru ramai (peak) sekitar jam jam 8 malem. dan tutup bisa sampai jam 4 pagi.
4. Alot of varian; Jual banyak macem kopi; Kopi senggol, Kopi Susu, Kopi Celeng(item), Kopi
Tubruk dll.
6. Word of mouth; kalo WARKOP sudah tenar, bisa2 orang dari luar kota yang penasaran akan mencoba untuk berkunjung, meski tdk memakai media promo.
So, apa bedanya WARKOP dengan Starbuck ???
menurut saya :
LIFE STYLE - keluar dari Starbuck pasti dianggap gedongan, meskipun disitu cuma beli Moccacino "buy one get one free" (lagi promo) yang nilainya tidak sampai 25 ribu.
Tapi kalo dari WARKOP, tetep aja dicap pinggiran meski udah abis lebih dari 25 ribu ;-) .
PRIZE VALUE - di Starbuck 25rb dapet 1 cangkir, saya dapet dua cangkir aja gara2 promo. Kalo di WARKOP udah 1 paket kopi bareng ama pasangannya (Nasi Bungkus ,Pisang goreng, roti, ketan, krupuk, rokok) intinya "WAREG".
jadi pengen bikin WARKOP yang servicenya kayak Starbuck, keren kaliye ;-)
ya semoga crita pendek yang saya share bermanfaat buat temen2 yang pengen membangun sebuah bisnis.
mau istri cantik ???
Bisa jadi kata “cantik” didefinisikan secara berbeda oleh tiap orang.
Padahal kita gak pernah tau, bagaiamana susahnya seorang wanita berusaha untuk menjadi "cantik", bagaiamana istri-istri kita pada bingung, bahkan bisa berjam jam hanya untuk tampil “perfect” disebuah acara resepsi yang mungkin kita hadiri cuma 1 jam aja.
Sadarkah anda kata-kata anda bisa menjadi “mantra” yang akan membuat istri anda semakin PeDe pada penampilannya. Meskipun cuma bilang ”kamu cantik sayang” .
Ya kadang untuk menjadi cantik tidak perlu mahal , ini kata istri ayah saya ( read; Ibuku).
Bisa hanya dengan menambah pernak penik kecil, scraft tipis, pita kecil, tas cantik atau kalo gak ”sense of natural” bisa juga.
So, maukah istri atau pasangan anda menjadi cantik ???
try this stuff :
Siap jadi bos ?
Haruskah Anda Mendirikan Perusahaan Sendiri?
(mungkin gak betah disuruh-suruh bos kali ye ... ).
Salah satunya adalah artikel dibawah ini yang mungkin bisa saya share untuk temen temen yang ingin memiliki usaha sendiri.
Membentuk perusahaan Anda sendiri tidaklah mudah dan menuntut komitmen dan ketahanan yang luar biasa. Jika Anda dapat membantu mayoritas pertanyaan di bawah ini dengan 'ya' yang pasti, maka layaklah mempertimbangkan detail ide membentuk perusahaan sendiri.
I. Apakah saya seorang pemimpin?
2. Apakah saya seorang ambisius?
3. Apakah saya senang belajar?
4. Dapatkah saya mengevaluasi pengalaman?
5. Dapatkah saya bekerja atas inisiatif sendiri?
6. Apakah saya berani mengambil risiko?
7. Apakah saya bertahan atas kekalahan dan kemunduran?
8. Apakah saya memiliki ide sendiri?
9. Dapatkah saya buat ide-ide tersebut dipahami orang lain?
10. Dapatkah saya bekerja keras untuk mencapai tujuan?
11. Dapatkah saya bernegosiasi secara terampil?
12. Apakah saya berhasil membuat kontak kilat?
13. Apakah saya senang meraih lebih dari yang lain?
14. Dapatkah saya mengatur orang degan baik?
15. Apakah saya percaya pada orang lain?
16. Apakah saya mengerti dan bersimpati pada kesalahan orang lain?
17. Dapatkah saya memuji atau bahkan, mendekati seseorang tanpa menyerang mereka?
18. Apakah saya memiki ingatan yang baik?
19. Apakah saya memiliki pendidikan yang memadai?
20. Dapatkah saya menyusun rencana jangka panjag?
21. Apakah saya aktif sccara intelektual?
22. Apakah saya kritis terhadap diri sendiri?
23. Apakah kondisi fisik saya cukup bagus untuk menanggung beban tambahan?
24. Apakat keuangan saya terkontrol?
25. Apakah basis finansial saya sehat pada pembagian saya?
26. Apakah keluarga dan teman-temarn saya percaya apa yang saya sedang lakukan?
27. Apakah saya siap mengorbankan waktu hura-hura, hobby dan liburan?
28. Apakah keinginan saya sendiri untuk bekerja pada diri sendiri?
29. Apakah saya mampu menjadi antusias?
30. Apakah saya menjaga perspektif dalam situasi stres?
(mohon maaf saya tidak mencantumkan link dari data asli, udah lupa tuh ;-)